RESIMEN ARMED 2

Jl. Raya Sadang Purwakarta Barat
Telp : 0264-219392

Kamis, 02 Juli 2009

Buletin Staf 1 ( Juni 2009 )


BINTAL, INTERAKSI DAN KOMUNIKASI
JAJARAN MENARMED 2


Nomor : 9 / VI / 2009


MENCEGAH HURU HARA MILITER,
KOMITMEN KITA BERSAMA

 Rekan-rekan prajurit jajaran Menarmed 2 yang saya banggakan !

 Disaat pimpinan TNI Angkatan Darat sedang berupaya meningkatkan citra, kita dikejutkan oleh peristiwa huru hara militer yang dilakukan oleh sejumlah anggota Kompi E, Batalyon Infanteri 751/Vira Jaya Sakti, Kodam XVII/Cenderawasih beberapa waktu lalu. Berdasarkan data yang dihimpun peristiwa tersebut terjadi akibat adanya ketidakpuasan anggota terhadap kepemimpinan Komandan Batalyon.

 Aksi huru hara militer yang dilakukan oleh sejumlah prajurit tersebut tidak hanya melanggar disiplin, tetapi sudah pada tingkat membahayakan. Jika hal ini dibiarkan tanpa sanksi yang tegas, maka akan menjadi preseden buruk terhadap institusi TNI Angkatan Darat. Apapun alasannya dalam dunia militer, huru hara militer, memberontak, melawan atasan hingga melakukan demonstrasi secara anarkis serta menggunakan senjata, tidak bisa dibenarkan dan termasuk tindakan insubordinasi serta pengingkaran terhadap Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.

 Akibat kejadian tersebut berdampak negatif dan mencoreng citra TNI Angkatan Darat yang saat ini sedang dibangun. Pimpinan TNI Angkatan Darat tidak akan memberi toleransi terhadap kejadian yang memprihatinkan ini dan secara tegas memberikan sanksi kepada Komandan satuan maupun para prajurit yang melakukan huru hara militer, agar prajurit TNI Angkatan Darat tetap solid, berdisiplin tinggi dan memegang teguh Sumpah Prajurit, Sapta Marga dan Delapan Wajib TNI.

Agar peristiwa seperti di atas tidak terulang kembali maka setiap prajurit harus paham dan tunduk kepada peraturan perundang-undangan militer yang berlaku, diantaranya seperti pada pasal-pasal di bawah ini:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer:

a. Pasal 101 ayat 1 : Militer yang sehubungan dengan suatu kedinasan menantang seorang atasan untuk berkelahi satu lawan satu diancam dengan pidana penjara maksimum enam tahun.

b. Pasal 105 ayat 1 : Militer yang sengaja dengan tindakan nyata mengancam dengan kekerasan terhadap atasan, diancam dengan pidana penjara maksimum dua tahun delapan bulan.

c. Pasal 107 ayat 1 : Insubordinasi dengan tindakan nyata, yang direncanakan terlebih dahulu diancam dengan pidana penjara maksimum 10 tahun.

d. Pasal 108 ayat 1 : Insubordinasi dengan tindakan nyata yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersatu, diancam karena perlawanan nyata bersama dengan pidana penjara maksimum dua belas tahun.

2. Peraturan Disiplin Prajurit :

a. Pasal 16b: Setiap atasan wajib memimpin bawahan dengan adil dan bijaksana sebagai bapak terhadap anak, sebagai guru terhadap murid.

b. Pasal 16d: Setiap atasan wajib memberikan contoh dan tauladan, baik dalam sikap ucapan maupun perbuatan didalam maupun diluar kedinasan.

c. Pasal 16e: Setiap atasan wajib menjalankan wewenang yang dipercayakan kepadanya sengan seksama, adil, objektif dan tidak menyalahgunakan wewenang yang dimilikinya.
 
Dalam rangka meningkatkan citra dan nama baik satuan, upaya untuk menekan angka pelanggaran terus dilakukan secara intensif dan berkesinambungan, perang terhadap pelanggaran menjadi komitmen bagi seluruh prajurit. Dengan demikian diharapkan dari waktu ke waktu pelanggaran yang terjadi yang dilakukan oknum prajurit, dapat menurun secara signifikan baik kuantitas maupun kualitas pelanggaran.  

 Demikian Media Bintal, Interaksi dan Komunikasi ini disampaikan untuk dipahami, dipedomani dan dilaksanakan oleh segenap prajurit jajaran Menarmed 2. 

Juni 2009

Kolonel Arm M. Nakir ( Danmenarmed 2)

Buletin Staf 1 ( Mei 2009 )


BINTAL, INTERAKSI DAN KOMUNIKASI
JAJARAN MENARMED 2


Nomor : 8 / IV / 2009

MENYIKAPI KRISIS GLOBAL DENGAN MENANAM KEBIASAAN BAIK BAGI PRAJURIT

Rekan-rekan prajurit Jajaran Menarmed 2 yang saya banggakan !

Salam hormat dari Komandan Resimen beserta Staf untuk segenap prajurit dan keluarga di tempat tugas masing-masing, serta selamat menjalankan amanah yang dipercayakan oleh bangsa dan negara kepada kita semua.

Pada Edisi Bintal, Interaktif dan Komunikasi Jajaran Menarmed 2 kali ini, saya selaku pimpinan mangajak kepada segenap prajurit beserta keluarganya, untuk senantiasa menyikapi suasana krisis global dengan mencoba menanam dan menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku umum bagi kehidupan manusia maupun sebagai prajurit.

Para prajurit yang saya banggakan ! Ada duabelas kebiasaan baik yang saya himbau untuk saudara terapkan pada kehidupan prajurit dan keluarga, sehingga kelak menjadi bagian dari kepribadian prajurit beserta segenap keluarga di Satuan masing-masing.

Pertama: Kesederhanaan. Memiliki sifat-sifat kesederhanaan merupakan bagian dari Kode Etik prajurit, sehingga setiap prajurit diharapkan dapat menerapkan penampilan kesederhanaan dalam bersikap dan bertindak. Termasuk dalam hal ini adalah kesederhanaan dalam berkonsumsi kebutuhan hidup sehari-hari.

Kedua: Berbicara yang positif atau diam. Kebiasaan berbicara yang tidak berguna dan bahkan merespon pembicaraan-pembicaraan negatif masih sulit dihindari dan bermuara pada rusaknya tatanan kehidupan sosial, merusak persaudaraan dan menghancurkan persatuan dan kesatuan. Karenanya mari kita mencoba mangangkat pembicaraan-pembicaraan yang positif, memiliki arti dan bermafaat.  

Ketiga: Ketertiban. Mari kita memaknai ketertiban secara cermat, baik tertib dalam penggunaan waktu, tertib dalam administrasi dan tertib dalam kegiatan, sehingga prinsip ketertiban ini akan selalu melekat dalam kehidupan prajurit. Ketertiban dalam segala hal akan menggerakkan fungsi-fungsi sebagaimana mestinya, sehingga tidak terjadi kesalahan sistem antara satu dengan yang lainnya.

Keempat: Target atau Tujuan. Dalam kehidupan prajurit hendaknya tidak terlena oleh keadaan ataupun kehidupan bayang-bayang dukungan Satuan yang serba ada, namun harus selalu berorientasi kedepan dengan segala permasalahan yang mungkin dihadapi. Tiap individu sebagai prajurit tetap memiliki target atau tujuan yang harus dicapai dalam perputaran roda kehidupan.

Kelima: Penghematan. Penghematan merupakan suatu keharusan bagi segenap prajurit dan keluarga. Kita jangan sekali-kali menghambur-hamburkan dana untuk hal-hal yang tidak jelas, meskipun dengan alasan berbagai hal. Mari kita menghargai gaji yang diberikan oleh negara dengan berupaya semaksimal mungkin untuk menghematnya.

Keenam: Rajin bekerja dan berkarya. Sebagai prajurit mari kita memotivasi diri untuk rajin melakukan perbuatan yang bermanfaat. Tidak menghambur-hamburkan waktu dan tenaga untuk hal-hal yang tidak berguna.

Ketujuh: Ketulusan. Hendaklah berperilaku dengan penuh ketulusan dengan dilandasi kejujuran. Jika berbicara hendaklah berbicara yang benar dan bila berbuat hendaklah berbuat yang jujur.

Kedelapan: Keadilan. Memperlakukan orang lain secara adil seperti yang diharapkan, sehingga orang lainpun akan berlaku yang sama dengan kita atau sikap tenggang rasa, teposeliro dan lapang dada.

Kesembilan: Kebersihan. Selalu berusaha agar kebersihan lahir maupun batin tetap terpelihara, termasuk dalam hal ini adalah kebersihan badan, pakaian dan tempat tinggal termasuk kebersihan niat dan tujuan.

Kesepuluh: Ketenangan. Selalu bersikap tenang, tidak mudah gugup, terkejut dan tergesa-gesa, namun tidak berarti lamban. Tidak mudah terganggu dengan masalah-masalah kecil dan berusaha tetap tegar.

Kesebelas: Kesucian. Menjaga kebersihan pikiran dan hati dari pengaruh buruk hawa nafsu, termasuk juga dalam hal ini selalu menjaga nama baik dan prestasi Satuan.

Keduabelas: Rendah Hati. Tidak sombong, tetapi juga tidak minder. Dengan kerendahan hati akan membuka simpul persahabatan, persatuan dan toleransi antar sesama yang pada akhirnya akan melahirkan suatu kekuatan.

Demikian sekilas harapan, interaksi dan komunikasi bagi segenap prajurit jajaran Menarmed 2, untuk dipedomani, dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan satuan semoga sukses dalam menjalankan tugas dan menjadi Prajurit yang patut diandalkan.

Mei 2009

Kolonel Arm M. Nakir ( Danmenarmed 2)

Buletin Staf 1 ( Mei 2009

BINTAL, INTERAKSI DAN KOMUNIKASI
JAJARAN MENARMED 2

Nomor : 9 / V / 2009

MENYIKAPI KRISIS GLOBAL DENGAN MENANAM KEBIASAAN BAIK BAGI PRAJURIT

Rekan-rekan prajurit Jajaran Menarmed 2 yang saya banggakan !

 Salam hormat dari Komandan Resimen beserta Staf untuk segenap prajurit dan keluarga di tempat tugas masing-masing, serta selamat menjalankan amanah yang dipercayakan oleh bangsa dan negara kepada kita semua.

 Pada Edisi Bintal, Interaktif dan Komunikasi Jajaran Menarmed 2 kali ini, saya selaku pimpinan mangajak kepada segenap prajurit beserta keluarganya, untuk senantiasa menyikapi suasana krisis global dengan mencoba menanam dan menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku umum bagi kehidupan manusia maupun sebagai prajurit.

 Para prajurit yang saya banggakan ! Ada duabelas kebiasaan baik yang saya himbau untuk saudara terapkan pada kehidupan prajurit dan keluarga, sehingga kelak menjadi bagian dari kepribadian prajurit beserta segenap keluarga di Satuan masing-masing.

Pertama: Kesederhanaan. Memiliki sifat-sifat kesederhanaan merupakan bagian dari Kode Etik prajurit, sehingga setiap prajurit diharapkan dapat menerapkan penampilan kesederhanaan dalam bersikap dan bertindak. Termasuk dalam hal ini adalah kesederhanaan dalam berkonsumsi kebutuhan hidup sehari-hari.

Kedua: Berbicara yang positif atau diam. Kebiasaan berbicara yang tidak berguna dan bahkan merespon pembicaraan-pembicaraan negatif masih sulit dihindari dan bermuara pada rusaknya tatanan kehidupan sosial, merusak persaudaraan dan menghancurkan persatuan dan kesatuan. Karenanya mari kita mencoba mangangkat pembicaraan-pembicaraan yang positif, memiliki arti dan bermafaat.  

Ketiga: Ketertiban. Mari kita memaknai ketertiban secara cermat, baik tertib dalam penggunaan waktu, tertib dalam administrasi dan tertib dalam kegiatan, sehingga prinsip ketertiban ini akan selalu melekat dalam kehidupan prajurit. Ketertiban dalam segala hal akan menggerakkan fungsi-fungsi sebagaimana mestinya, sehingga tidak terjadi kesalahan sistem antara satu dengan yang lainnya.

Keempat: Target atau Tujuan. Dalam kehidupan prajurit hendaknya tidak terlena oleh keadaan ataupun kehidupan bayang-bayang dukungan Satuan yang serba ada, namun harus selalu berorientasi kedepan dengan segala permasalahan yang mungkin dihadapi. Tiap individu sebagai prajurit tetap memiliki target atau tujuan yang harus dicapai dalam perputaran roda kehidupan.

Kelima: Penghematan. Penghematan merupakan suatu keharusan bagi segenap prajurit dan keluarga. Kita jangan sekali-kali menghambur-hamburkan dana untuk hal-hal yang tidak jelas, meskipun dengan alasan berbagai hal. Mari kita menghargai gaji yang diberikan oleh negara dengan berupaya semaksimal mungkin untuk menghematnya.

Keenam: Rajin bekerja dan berkarya. Sebagai prajurit mari kita memotivasi diri untuk rajin melakukan perbuatan yang bermanfaat. Tidak menghambur-hamburkan waktu dan tenaga untuk hal-hal yang tidak berguna.

Ketujuh: Ketulusan. Hendaklah berperilaku dengan penuh ketulusan dengan dilandasi kejujuran. Jika berbicara hendaklah berbicara yang benar dan bila berbuat hendaklah berbuat yang jujur.

Kedelapan: Keadilan. Memperlakukan orang lain secara adil seperti yang diharapkan, sehingga orang lainpun akan berlaku yang sama dengan kita atau sikap tenggang rasa, teposeliro dan lapang dada.

Kesembilan: Kebersihan. Selalu berusaha agar kebersihan lahir maupun batin tetap terpelihara, termasuk dalam hal ini adalah kebersihan badan, pakaian dan tempat tinggal termasuk kebersihan niat dan tujuan.

Kesepuluh: Ketenangan. Selalu bersikap tenang, tidak mudah gugup, terkejut dan tergesa-gesa, namun tidak berarti lamban. Tidak mudah terganggu dengan masalah-masalah kecil dan berusaha tetap tegar.

Kesebelas: Kesucian. Menjaga kebersihan pikiran dan hati dari pengaruh buruk hawa nafsu, termasuk juga dalam hal ini selalu menjaga nama baik dan prestasi Satuan.

Keduabelas: Rendah Hati. Tidak sombong, tetapi juga tidak minder. Dengan kerendahan hati akan membuka simpul persahabatan, persatuan dan toleransi antar sesama yang pada akhirnya akan melahirkan suatu kekuatan.

 Demikian sekilas harapan, interaksi dan komunikasi bagi segenap prajurit jajaran Menarmed 2, untuk dipedomani, dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan satuan semoga sukses dalam menjalankan tugas dan menjadi Prajurit yang patut diandalkan.

Mei 2009

Kolonel Arm M. Nakir (Danmenarmed 2)

Buletin Staf 1 ( April 2009 )

BINTAL, INTERAKSI DAN KOMUNIKASI
JAJARAN MENARMED 2


Nomor : 8 / IV / 2009



MEMBANGUN MORAL PRAJURIT

 Membangun kesadaran moral bagi segenap prajurit menjadi sangat utama karena berbagai peristiwa yang muncul selama ini sesungguhnya karena tidak mengedepankan prinsip-prinsip moral secara hakiki.

 Dalam setiap individu baik sebagai prajurit maupun keluarganya tentu meyakini bahwa hidup ini adalah pemberian sang pecipta. Bahwa ketidakpedulian untuk mempertahankan hidup sebenarnya adalah merupakan bentuk perlawanan terhadap kehendak sang pencipta. Oleh sebab itu, menaruh rasa hormat dalam melakukan kegiatan untuk mempertahankan tata nilai terhadap lingkungan dimanapun kita berada adalah merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.

 Adalah tak mungkin untuk mengalamatkan persoalan oknum, institusi, dan satuan tanpa membicarakan soal tanggung jawab moral dari kita semuanya sebagai seorang prajurit yang dituntut untuk mengabdikan diri dalam kehidupan Militer tanpa menjunjung tinggi nilai moral. Sebagai format moralitas yang sangat didambakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah : 

a. Moralitas seharusnya menjadi tindakan bukan ilustrasi.
b. Moralitas merupakan pelaksanaan nurani bukan sekedar perintah yang dipaksakan.
c. Moralitas merupakan pengamalan bukan slogan semata.
d. Moralitas merupakan kenyataan bukan sekedar khayalan.
e. Moralitas merupakan wujud kata hati bukan suatu simbol sehingga terlihat bermoral.
f. Moralitas merupakan aplikatif individual yang dibangun secara koletif.

 Moralitas harus kembali kepada norma kemanusiaan, pertimbangan hati nurani, semangat kejujuran, pertimbangan etika, rasa keadilan yang sangat menjunjung tinggi nilai dasar dan menghilangkan diskriminasi dalam hidup beragama, berbudaya dan bermasyarakat. Untuk itu, moralitas sesungguhnya sangat memperhatikan prinsip yang semestinya harus dijunjung tinggi oleh segenap individu khususnya oleh setiap prajurit seperti prinsip tidak merugikan, tidak membiarkan kejahatan dan tidak membiarkan adanya berbagai bentuk pelanggaran yang pada intinya adalah bahwa semua tindakan sebagai prajurit menjadi bagian dari prinsip kebenaran secara utuh. 

Kenyataan yang ada bahwa prinsip kebenaran sudah mulai pudar, bahkan ada kecenderungan terjadinya lintas batas yang saling berlawanan arah, sehingga sulit untuk menilai mana yang benar dan mana yang salah. Walaupun pada kenyataanya benar atau salah adalah situasional, namun kebenaran sesungguhnya akan terjadi apabila penerapan prinsip yang bersifat universal harmonis dengan situasi. Hal itu berlangsung tanpa mengabaikan hak-hak individu, serta terhindar dari berbagai bentuk kezaliman.  

 Esensi moral cenderung memudar, sehingga tidak dapat lagi memilih mana yang menjadi hak dan mana kewajiban. Sekali lagi bahwa prinsip moral untuk menyeimbangkan dan mengharmoniskan hak dan kewajiban tersebut. Hal ini bisa terwujud apabila kita berpegang teguh pada iman dan takwa. Bila iman dan takwa terabaikan, akan menyebabkan seseorang kehilangan moralitas bila kehilangan moralitas maka orang akan kehilangan etikanya bila kehilangan etika maka dia akan kehilangan sopan santun dan pada akhirnya orang akan kehilangan kepedulian sosial. Gambaran ini merupakan pohon kehidupan yang harus dipelihara dan dipupuk dengan baik oleh setiap individu yang diawali dengan memperkokoh akar keimanan sampai kepada munculnya buah kepedulian sosial yang harus disajikan oleh masyarakat bangsa dan negara ini. 

Demikian Media Bintal, Interaksi dan Komunikasi ini disampaikan untuk dipahami, dipedomani dan dilaksanakan oleh segenap prajurit Menarmed 2.

April 2009

Kolonel Arm M. Nakir ( Danmenarmed 2)

Buleti Staf 1 ( Maret 2009 )


BINTAL, INTERAKSI DAN KOMUNIKASI
JAJARAN MENARMED 2

Nomor : 8 / IV / 2009

TINGKATKAN PENGETAHUAN PRAJURIT DENGAN BUDAYA MEMBACA


Rekan-rekan prajurit jajaran Menarmed 2 yang saya banggakan !

Setelah sebulan kita lalui, kita kembali bersilaturahmi melalui Media Bintal, Interaksi dan Komunikasi, maka selaku pimpinan saya menyampaikan salam hormat kepada seluruh prajurit jajaran Menarmed 2 beserta keluarga.


Salah satu tugas seorang pimpinan adalah meningkatkan kesejahteraan bagi segenap prajurit dan keluarganya, kesejahteraan tidak hanya berwujud fisik tetapi juga nonfisik dengan memberikan tambahan ilmu pengetahuan yang di perlukan dalam rangka menopang hidup guna menghadapi tantangan masa depan. Oleh karena itu pada kesempatan silaturahmi kita kali ini saya mengajak kepada seluruh prajurit dan keluarga untuk selalu meningkatkan pengetahuan baik pengetahuan tentang kemiliteran maupun pengetahuan yang bersifat umum.

 Selaras dengan kebijakan pimpinan Kostrad dalam upaya peningkatan pengetahuan bagi prajurit Kostrad dimana pada saat ini sedang dibangun sarana membaca yang dikenal dengan ”Rumah Pintar”, selaku pimpinan saya menghimbau kepada seluruh anggota dan keluarga untuk meningkatkan budaya membaca sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan prajurit dan keluarga. Hal terpenting adalah memupuk kemauan untuk rajin membaca, sehingga seluruh rumah-rumah prajurit menjadi rumah pintar bagi segenap keluarga kita di Satuan.

 Budaya membaca harus diawali dengan peningkatan minat baca di kalangan prajurit dan keluarga, karena budaya membaca terbentuk dari adanya kebiasaan membaca, kebiasaan tersebut dapat timbul karena adanya minat baca. Namun minat baca prajurit maupun keluarga pada saat ini masih tergolong rendah sebagai akibat kurangnya kemampuan dan kesempatan prajurit maupun keluarganya untuk mendapatkan bahan bacaan yang murah, menarik serta mudah didapat. Rumah Pintar merupakan sarana untuk mencerdaskan anak bangsa, terutama terhadap keluarga prajurit. Karenanya mari kita berdayakan Rumah Pintar dengan mengajak putra putri kita untuk berwisata sambil belajar 

 Untuk menyikapi hal tersebut, saya menghimbau kepada unsur pimpinan yang ada di Satuan untuk terus berupaya membudayakan membaca di kalangan prajurit dan keluarga dengan senantiasa menumbuhkan minat baca dan menyediakan fasilitas baca antara lain dengan upaya peyediaan / pengadaan buku - buku yang berisi tentang pengetahuan serta menyediakan ruang atau tempat bagi prajurit maupun keluarga untuk melaksanakan kegiatan membaca.
   
Apabila membaca sudah membudaya di kalangan prajurit maupun keluarganya, niscaya akan diikuti dengan bertambahnya atau meningkatnya pengetahuan prajurit maupun keluarga, termasuk putra putri kita. Dampak positif dari kemauan membaca sangat dirasakan bagi kehidupan prajurit dan keluarga dalam menyikapi perkembangan dunia yang semakin maju sehingga prajurit dan keluarga tidak ketinggalan jaman.

Demikian himbauan saya agar dapat ditindak lanjuti oleh seluruh prajurit dan unsur pimpinan di Satuan Jajaran Menarmed 2, semoga minat baca di kalangan prajurit dan keluarga dapat ditingkatkan untuk menumbuhkan budaya membaca dan agar difasilitasi dengan baik sehingga secara maksimal waktu prajurit dan keluarga dapat dimanfaatkan untuk tindakan-tindakan yang positif yang pada akhirnya bisa mengurangi pelanggaran prajurit.

Maret 2009

Kolonel Arm M. Nakir ( Danmenarmed 2 )


Buletin Staf 1 ( Peb 2009 )


BINTAL, INTERAKSI DAN KOMUNIKASI
JAJARAN MENARMED 2

Nomor : 7 / II / 2009

NETRALITAS TNI DALAM PEMILU

Rekan-rekan prajurit Jajaran Menarmed 2 yang saya banggakan !
Salam hangat dari Komandan dan Staf bagi seluruh anggota dan keluarga. Pada silahturami kita kali ini saya selaku Komandan Resimen akan menyampaikan pesan tentang Netralitas TNI dalam Pemilu, mengingat sebentar lagi pesta demokrasi tersebut akan diselenggarakan. Hal ini penting bagi kita semua dalam menjalankan tugas dan amanah sebagai Prajurit Tentara Nasional Indonesia untuk tetap dan selalu menjaga Netralitas dalam Pemilu. Oleh karena itu setiap prajurit jajaran Menarmed 2 hendaknya senantiasa ingat dan terus menjaga Netralitas tersebut.


 Rekan-rekan prajurit yang saya banggakan. Ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan dan tekankan dalam hal Netralitas TNI sebagai berikut :


1. Netralitas TNI adalah sikap netral TNI yang tidak memihak, tidak melibatkan diri dalam kegiatan Politik Praktis. Keputusan tersebut adalah Final dan harga mati demi persatuan dan kesatuan serta keutuhan dan Integrasi Bangsa & NKRI. Implementasinya adalah tidak menggunakan hak politik, turut aktif mengamankan dan mensukseskan Pemilu/Pilkada, tidak memihak atau mendukung pihak tertentu, tidak melibatkan personel, instistitusi dan fasilitas TNI dan pro aktif dalam mengatasi gangguan Kamtibmas.


2. Beberapa hal yang harus dipedomani oleh seluruh Prajurit Jajaran Menarmed 2 adalah seluruh anggota tidak boleh menjadi anggota KPU, Panwaslu, PPK, PPS, KPPS, tidak boleh menjadi anggota Panitia Pemilih, tidak boleh ikut campur dalam menentukan dan menetapkan peserta pemilu, tidak boleh ikut campur dalam menentukan dan menetapkan peserta pemilu perorangan, tidak boleh sebagai peserta dan juru kampanye, tidak boleh menjadi tim sukses kandidat, tidak boleh memobilisir semua orgas sosial, keamanan dan ekonomi untuk kepentingan parpol dan kandidat tertentu, membatasi diri untuk tidak berada secara fisik, baik perorangan maupun fasilitas dinas di area tempat penyelenggaraan kampanye peserta pemilu dan selalu melaksanakan koordinasi dengan pihak yang berwenang dalam mengatasi segala permasalahan.  
3. Dan yang terakhir yang sangat penting bagi anggota untuk selalu diingat dan diperhatikan sebagai atensi dari saya yaitu :
 
a. Baik isteri maupun suami prajurit TNI dilarang menjadi anggota, pengurus atau caleg parpol manapun.

b. Memberi komentar, penilaian, mendiskusikan, pengarahan apapun berkaitan dengan kontestan Pemilu dan Pilkada kepada keluarga atau masyarakat.

c. Berada di area tempat penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada.

d. Menyimpan dan menempel dokumen, atribut, benda lain yang menggambarkan identitas peserta Pemilu dan Pilkada di Instansi dan peralatan milik TNI.

e. Berada di area tempat pemungutan suara (TPS) saat pelaksanaan pemungutan suara.

f. Secara perorangan/ Satuan/Fasilitas/Instansi terlibat pada kegiatan Pemilu dan Pilkada dalam bentuk kampanye untuk mensukseskan kandidat tertentu/kontestan termasuk memberi bantuan dalam bentuk apapun di luar tugas dan fungsi TNI.

g. Melakukan tindakan dan/pernyataan apapun yang dilakukan secara resmi yang bertujuan/bersifat mempengaruhi keputusan KPU dan PANWASLU.

h. Secara perorangan/Satuan/fasilitas menyambut dan mengantar peserta kontestan.

i. Menajadi anggota KPU, PANWASLU, Panitia Pemilih, Panitia Pendaftaran Pemilih, Peserta dan Jurkam.

j. Terlibat dan ikut campur dalam menentukan menetapkan peserta Pemilu baik perorangan/ Kelompok Partai.

k. Memobilisasi Orsos, Agama dan Ekonomi untuk kepentingan Parpol/Calon tertentu.

l. Tidak melakukan tindakan dan membuat pernyataan apapun yang bersifat mempengaruhi keputusan KPU dan Panwaslu.

 Demikian pesan saya kepada seluruh prajurit jajaran Resimen Armed 2, semoga Prajurit sekalian makin mengerti akan pentingnya arti dari Netralitas TNI.  

Pebruari 2009

Kolonel Arm M. Nakir ( Danmenarmed 2)

Buletin Staf 1 ( Peb 2009 )


MEDIA
BINTAL, INTERAKSI & KOMUNIKASI
JAJARAN MENARMED 2

Nomor : 6 / II / 2009

PRAJURIT RESIMEN ARMED 2 HARUS MEMILIKI SADAR PENGAMANAN

Rekan-rekan prajurit Jajaran Menarmed 2 yang saya banggakan !


 Salam hangat dari Komandan dan Staf bagi seluruh anggota dan keluarga. Pada silahturami kita kali ini saya selaku Komandan Resimen mengajak seluruh prajurit sekalian untuk memiliki sadar pengamanan sebagai seorang prajurit. Harus diingat oleh seluruh rekan-rekan prajurit sekalian bahwa pengamanan adalah hal yang penting dan utama dalam setiap kegiatan, baik kegiatan latihan, operasi, dinas sehari-hari, maupun kegiatan di luar dinas. Oleh karena itu setiap prajurit jajaran Menarmed 2 hendaknya senantiasa peduli dengan keamanan diri, satuan, keluarga dan rekan.

 Rekan-rekan prajurit yang saya banggakan. Sadar pengamanan sebagai prajurit dapat kita tumbuhkan/kita pelihara dengan melakukan berbagai langkah/tindakan sebagai berikut :

1. Tidak melakukan tindakan melanggar hukum, disiplin dan tata tertib. Sebagai seorang prajurit haruslah senantiasa mematuhi petunjuk/perintah dan berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku serta selalu melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh disertai dengan kewaspadaan.

2. Hindari narkoba, karena narkoba merusak kesehatan dan merupakan musuh bangsa. Sekali kenal Narkoba berarti kehancuran akibatnya. Bagaimana seorang prajurit akan dapat melaksanakan tugas menjaga keamanan negara ini kalau mengamankan dirinya dari Narkoba saja tidak bisa.

3. Hindari perkelahian, baik dengan sesama anggota TNI, dengan anggota Polri maupun dengan Masyarakat. Jangan mudah terbawa emosi dan selesaikan setiap permasalahan yang ada secara baik-baik. Ingat ” Lebih mudah mencari seribu lawan dari pada mencari satu kawan ”.

4. Eliminir kecelakaan lalu lintas dengan mentaati peraturan berlalulintas dan hormati sesama pengguna jalan. Hilangkan sikap arogan saat di jalan karena ketentuan dan peraturan berlalulintas berlaku bagi semua pengguna jalan. 

5. Tidak melakukan kegiatan-kegiatan ilegal, seperti ilegal logging, ilegal mishing dan ilegal fishing, karena kegiatan-kegiatan tersebut merugikan negara dan sebagai seorang prajurit TNI berkewajiban untuk mencegah dan menindak hal tersebut.

6. Jangan menjadi becking, memeras, mencuri, melakukan penculikan. Karena perbuatan-perbuatan tersebut sangat berdampak dan merugikan citra satuan pada khususnya dan citra TNI secara umum.

7. Jangan melakukan judi dan mabuk-mabukan, mendatangi daerah terlarang, perbuatan tersebut adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam kehidupan militer dan melanggar peraturan disiplin militer.

8. Hindari tindakan tidak hadir tanpa ijin (THTI) dan disersi, karena sesungguhnya bagi seorang prajurit kedua perbuatan tersebut adalah perbuatan pengecut dan tidak selayaknya dilakukan seorang prajurit.

9. Waspada terhadap bahaya kebakaran dan bencana alam. Hati-hati dalam penggunaan api dan bahan-bahan yang mudah terbakar. Pastikan jika menggunakan api dan bahan yang mudah terbakar, faktor keamanan telah diperhatikan, ikuti petunjuk-petunjuk yang ada terhadap penggunaan bahan-bahan tersebut dan sekali lagi hati-hati !

10. Jangan meminjamkan Senjata kepada orang tidak dikenal apalagi kepada orang yang tidak bertanggung jawab. Bagi prajurit senjata adalah istri pertama sehingga harus selalu di jaga.

11. Disiplin dalam melaksanakan tugas sesuai jabatannya/tidak tergoda dengan adanya peluang pada jabatan yang diemban terutama pada Prajurit yang menduduki jabatan vital.

12. Senantiasa pegang teguh rahasia tentara sekeras – kerasnya, jangan pernah sedikitpun menginformasikan / mendiskusikan Dinas/tugas dengan orang lain yang tidak berkepentingan, karena bahaya akibatnya.


 Demikian pesan saya kepada seluruh prajurit jajaran Resimen Armed 2, semoga Prajurit sekalian makin mengerti akan pentingnya sadar pengamanan dan kemudian dapat melaksanakannya.  

Pebruari 2009

Kolonel Arm M. Nakir (Danmenarmed 2)

Buletin Staf 1 ( Jan 2009 )


MEDIA
BINTAL, INTERAKSI & KOMUNIKASI
JAJARAN MENARMED 2

Nomor : 5 / I / 2009


BAHAYA NARKOBA DALAM KEHIDUPAN KITA

 Rekan-rekan prajurit jajaran Menarmed 2 yang saya banggakan !

 Salam Hormat dari Komandan Resimen beserta Staf, kepada segenap prajurit dan keluarga serta selamat tahun baru 2009. 

 Mengawali tahun baru 2009 saya selaku pimpinan menyampaikan pesan pada segenap prajurit dan keluarga tentang bahaya Narkoba bagi kehidupan kita, dengan harapan kita semua akan memahami bahaya tersebut kemudian menghindarinya. 

 Pencegahan secara dini terhadap bahaya Narkoba adalah berkata ”tidak” terhadap ajakan/ hasutan/rayuan dari orang lain dan tidak ada istilah ”iseng” atau ”coba-coba”, karena efek yang paling menakutkan dari Narkoba adalah keinginan untuk mencoba dan mencoba lagi yang pada akhirnya akan menjadi ketergantungan berlanjut ketagihan. 

Berikut ini adalah bahaya yang ditimbulkan apabila sudah terkena Narkoba, yaitu : 

1. Bahaya terhadap diri pemakai.  

a. Narkotika/psikotropika mampu merubah kepribadian si korban secara drastis seperti berubah menjadi pemurung, pelupa dan pemarah bahkan melawan terhadap siapapun.

b. Menimbulkan sifat masa bodoh sekalipun terhadap dirinya sendiri, seperti tidak lagi memperhatikan sekolah, rumah, pakaian, tempat tidur dan sebagainya.

c. Semangat bekerja menjadi demikian menurun dan suatu ketika bisa saja si korban seperti orang gila karena reaksi dari penggunaan narkotika/psikotropika tersebut.

d. Tidak lagi ragu untuk melanggar norma-norma masyarakat, hukum, agama karena pandanganya terhadap hal-hal tersebut menjadi sedemikian longgar.

e. Tidak segan–segan menyiksa karena ingin menghilangkan rasa nyeri atau menghilangkan sifat ketergantungan obat bius yang pada puncaknya dapat menyebabkan kematian.

2. Bahaya terhadap keluarga.

a. Tidak lagi menjaga sopan santun bahkan melawan pada orang tua dan tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan bilamana maksud keinginannya tidak terpenuhi.

b. Kurang menghargai harta milik yang ada di rumah seperti mengendarai kendaraan tanpa perhitungan, rusak atau menjadi hancur sama sekali.

c. Mencemarkan nama baik keluarga karena ulah perbuatannya.

 d. Menghabiskan biaya yang cukup besar untuk perawatan dan pemulihannya.

3. Bahaya terhadap lingkungan masyarakat. 

a. Tidak segan-segan melakukan tindak pidana seperti mencuri milik orang lain yang ada disekitarnya demi memperoleh uang untuk membeli Narkoba.

b. Mengganggu ketertiban umum, seperti mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi.

c. Menimbulkan bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum dan tidak merasa menyesal apabila melakukan kesalahan.

4. Bahaya terhadap bangsa dan negara.

a. Rusaknya generasi muda pewaris bangsa yang seyogyanya siap untuk menerima tongkat estafet sebagai generasi penerus.

b. Hilangnya rasa patriotisme cinta dan bangga, terhadap bangsa dan negara Indonesia, yang pada gilirannya akan memudahkan pihak-pihak lain mempengaruhinya untuk menghancurkan bangsa dan negara.

 Dengan telah megetahui akan bahaya yang ditimbulkan akibat narkoba maka saya selaku pimpinan mengajak,menghimbau dan mengintruksikan kepada seluruh anggota dan keluarga untuk menjauhi dan menyatakan perang terhadap Narkoba.  
 
 Hidup adalah seni bila kita mampu pecahkan satu masalah maka kita akan terlatih untuk pecahkan masalah lain. Menggunakan Narkoba bukanlah cara untuk pecahkan masalah tetapi justru akan memperparah masalah.

 Demikian Media Bintal, Interaksi dan Komunikasi ini disampaikan untuk dipahami, dipedomani dan dilaksanakan oleh segenap prajurit jajaran Menarmed 2. 

Januari 2009

Kolonel Arm M. Nakir ( Danmenarmed 2)

BULETIN STAF 1 (Desember 2008)


MEDIA
BINTAL, INTERAKSI & KOMUNIKASI
JAJARAN MENARMED 2


Nomor : 4 / XII/ 2008

CIPTAKAN KEBAHAGIAAN SEBAGAI PRAJURIT 

Rekan-rekan prajurit Jajaran Menarmed 2 yang saya banggakan ! Kenapa kita perlu menciptakan kebahagiaan sebagai prajurit ? Sesuai dengan lingkup tugas dan dinamika kehidupan Prajurit maka secara psikologis sangat rentan dengan tekanan-tekanan yang berpengaruh terhadap kejiwaan. Oleh karenanya perlu upaya-upaya yang lebih mengarah kepada bagaimana membentuk jiwa atau mental yang kuat dan sehat yang merupakan salah satu karakteristik guna mendorong terciptanya mental yang dapat mengatasi tekanan yang datang dan pada akhirnya dapat mewujudkan kebahagiaan. Apa yang membuat kita bahagia ? Sering kita mendengar bahwa kebahagiaan akan dapat terwujud apabila memiliki banyak uang, harta melimpah, rumah yang besar, pasangan yang harmonis, anak yang patuh dan taat, teman yang setia atau pekerjaan yang dihargai dan masih banyak lagi. Pernyataan tersebut masih dapat disangkal dengan beberapa contoh nyata dilapangan. Kebahagiaan seseorang tidak dapat diukur oleh materi namun tergantung kepada kondisi psikis dirinya sendiri. Karenanya akan lebih baik kita mencoba menyebarkan beberapa langkah-langkah yang mungkin bisa digunakan untuk meningkatkan kebahagiaan. 
Pertama: Bersyukur terhadap anugrah yang diperoleh selama hidup, luangkan waktu sejenak untuk mengingat berapa besar nikmat yang telah kita peroleh selama hidup dan juga selama menjadi prajurit. Sudahkah sesuai jasa pengabdian yang kita lakukan dan persembahkan kepada bangsa & negara dengan menghitung-hitung apa yang telah negara perbuat kepada kita baik sebagai individu maupun sebagai prajurit. 
Kedua: Lakukan Kebaikan, Motto “tidak semua kebiasaan itu baik” tetapi jadikanlah kebaikan itu suatu kebiasaan. Lakukanlah sesering mungkin karena akan memberikan curahan dampak positif yang akan saudara dapatkan seperti hubungan baik dengan orang lain atau siapa saja apakah atasan, rekan dan bawahan. Tentu saudara akan mendapatkan hal yang sama dari lingkungan walaupun belum tentu dalam bentuk yang sama. 
Ketiga: Nikmati kebahagiaan-kebahagiaan hidup yang anda alami. Sebagai prajurit mari kita mencoba menikmati / menghayati kejadian yang membahagiakan dalam hidup., bahkan yang paling sederhana sekalipun seperti melihat rekan-rekan berprestasi ataupun saat rekreasi. Fakta menunjukkan bahwa ingatan saat yang membahagiakan akan dapat menghilangkan kenangan saat sulit. 
Keempat: Berterimakasih kepada orang yang membimbing anda. Jika anda berhutang budi pada seseorang yang pernah berjasa dengan saudara dalam melewati masa-masa sulit atau membantu saudara dalam mewujudkan cita-cita saudara maka segera temui dan ucapkan terimakasih, makin cepat kita lakukan akan semakin bagus.
Kelima: Belajar untuk memaafkan. Lepaskan kebencian dengan cara mengucapkan maaf terhadap orang yang telah melukai dan mengecewakan saudara. Kemampuan untuk memaafkan akan membawa interopeksi diri dan menghindari rasa dendam.
Keenam: Luangkan waktu dengan keluarga dan teman. Faktor terbesar yang cukup berpengaruh terhadap kebahagiaan adalah jalinan interaksi antar sesama dan antar individu secara baik yang tidak bisa di sekat oleh kedudukan dan jabatan, namun dengan pengorbanan waktu yang tulus untuk mewujudkan kebersamaan akan menimbulkan kebahagiaan yang hakiki.
Ketujuh: Peliharalah diri saudara. Sebagai mahluk insani kita membutuhkan cukup tidur, olah raga, peregangan, tersenyum dan tertawa yang secara langsug dapat meningkatkan kesegaran seketika. Apabila kita praktekkan secara teratur akan membawa hidup yang lebih segar.

Kedelapan: Kembangkan cara-cara untuk mengatasi tekanan dan kesulitan. Kehidupan yang religius sesuai keyakinan yang dianut dapat membantu kita untuk mengatasi tekanan dan kesulitan, karenanya mari kita selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME demi mewujudkan kebahagiaan yang kita harapkan. Hal ini tentu sangat tergantung kepada kita untuk melaksanakan atau mengembangkan di dalam kehidupan kita khususnya bagi prajurit dan segenap keluarga. Komandan berharap dengan berpedoman kepada hal di atas niscaya saudara dapat menemukan kebahagiaan sebagai seorang prajurit.

Desember 2008

Kolonel Arm M. Nakir (Danmenarmed 2)

Buletin Staf 1 (Nopember 2008)


MEDIA BINTAL, INTERAKSI & KOMUNIKASI JAJARAN MENARMED 2

Nomor : 3 / XI / 2008 

MENYIKAPI KRISIS GLOBAL DENGAN MENANAM KEBIASAAN BAIK BAGI PRAJURIT


Rekan-rekan prajurit Jajaran Menarmed 2 yang saya banggakan ! Salam hormat dari Komandan Resimen beserta Staf untuk segenap prajurit dan keluarga di tempat tugas masing-masing, serta selamat menjalankan amanah yang dipercayakan oleh bangsa dan negara kepada kita semua. Pada Edisi Bintal, Interaktif dan Komunikasi Jajaran Menarmed 2 kali ini, saya selaku pimpinan mangajak kepada segenap prajurit beserta keluarganya, untuk senantiasa menyikapi suasana krisis global dengan mencoba menanam dan menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku umum bagi kehidupan manusia maupun sebagai prajurit. Para prajurit yang saya banggakan ! Ada duabelas kebiasaan baik yang saya himbau untuk saudara terapkan pada kehidupan prajurit dan keluarga, sehingga kelak menjadi bagian dari kepribadian prajurit beserta segenap keluarga di Satuan masing-masing. 
Pertama: Kesederhanaan. Memiliki sifat-sifat kesederhanaan merupakan bagian dari Kode Etik prajurit, sehingga setiap prajurit diharapkan dapat menerapkan penampilan kesederhanaan dalam bersikap dan bertindak. Termasuk dalam hal ini adalah kesederhanaan dalam berkonsumsi kebutuhan hidup sehari-hari. 
Kedua: Berbicara yang positif atau diam. Kebiasaan berbicara yang tidak berguna dan bahkan merespon pembicaraan-pembicaraan negatif masih sulit dihindari dan bermuara pada rusaknya tatanan kehidupan sosial, merusak persaudaraan dan menghancurkan persatuan dan kesatuan. Karenanya mari kita mencoba mangangkat pembicaraan-pembicaraan yang positif, memiliki arti dan bermafaat. 
Ketiga: Ketertiban. Mari kita memaknai ketertiban secara cermat, baik tertib dalam penggunaan waktu, tertib dalam administrasi dan tertib dalam kegiatan, sehingga prinsip ketertiban ini akan selalu melekat dalam kehidupan prajurit. Ketertiban dalam segala hal akan menggerakkan fungsi-fungsi sebagaimana mestinya, sehingga tidak terjadi kesalahan sistem antara satu dengan yang lainnya.
Keempat: Target atau Tujuan. Dalam kehidupan prajurit hendaknya tidak terlena oleh keadaan ataupun kehidupan bayang-bayang dukungan Satuan yang serba ada, namun harus selalu berorientasi kedepan dengan segala permasalahan yang mungkin dihadapi. Tiap individu sebagai prajurit tetap memiliki target atau tujuan yang harus dicapai dalam perputaran roda kehidupan.
Kelima: Penghematan. Penghematan merupakan suatu keharusan bagi segenap prajurit dan keluarga. Kita jangan sekali-kali menghambur-hamburkan dana untuk hal-hal yang tidak jelas, meskipun dengan alasan berbagai hal. Mari kita menghargai gaji yang diberikan oleh negara dengan berupaya semaksimal mungkin untuk menghematnya. Keenam: Rajin bekerja dan berkarya. Sebagai prajurit mari kita memotivasi diri untuk rajin melakukan perbuatan yang bermanfaat. Tidak menghambur-hamburkan waktu dan tenaga untuk hal-hal yang tidak berguna. Ketujuh: Ketulusan. Hendaklah berperilaku dengan penuh ketulusan dengan dilandasi kejujuran. Jika berbicara hendaklah berbicara yang benar dan bila berbuat hendaklah berbuat yang jujur. Kedelapan: Keadilan. Memperlakukan orang lain secara adil seperti yang diharapkan, sehingga orang lainpun akan berlaku yang sama dengan kita atau sikap tenggang rasa, teposeliro dan lapang dada. Kesembilan:Kebersihan. Selalu berusaha agar kebersihan lahir maupun batin tetap terpelihara, termasuk dalam hal ini adalah kebersihan badan, pakaian dan tempat tinggal termasuk kebersihan niat dan tujuan. Kesepuluh: Ketenangan. Selalu bersikap tenang, tidak mudah gugup, terkejut dan tergesa-gesa, namun tidak berarti lamban. Tidak mudah terganggu dengan masalah-masalah kecil dan berusaha tetap tegar. Kesebelas: Kesucian. Menjaga kebersihan pikiran dan hati dari pengaruh buruk hawa nafsu, termasuk juga dalam hal ini selalu menjaga nama baik dan prestasi Satuan. Keduabelas:Rendah Hati. Tidak sombong, tetapi juga tidak minder. Dengan kerendahan hati akan membuka simpul persahabatan, persatuan dan toleransi antar sesama yang pada akhirnya akan melahirkan suatu kekuatan. Demikian sekilas harapan, interaksi dan komunikasi bagi segenap prajurit jajaran Menarmed 2, untuk dipedomani, dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan satuan semoga sukses dalam menjalankan tugas dan menjadi Prajurit yang patut diandalkan.

Desember 2008

Kolonel Arm M. Nakir ( Danmenarmed 2 )

BULETIN STAF 1 (Oktober 2008)


MEDIABINTAL, INTERAKSI & KOMUNIKASIJAJARAN MENARMED 2

Nomor : 2 / X / 2008 

BERSIKAP MENJADI PRAJURIT YANG TERPUJI

Rekan – rekan prajurit jajaran Menarmed 2 yang saya banggakan ! Salam hormat dari kami untuk segenap prajurit beserta keluarga dimanapun berada dan bertugas, serta selamat menjalankan amanah yang dipercayakan oleh bangsa dan negara kepada kita semua. Sebagai pimpinan ! saya mengajak segenap prajurit untuk selalu meningkatkan kesadaran dalam mengemban tugas-tugas, sehingga bisa mencerminkan prajurit yang profesional, memiliki ketaatan hukum dan memelihara Esprit De Corp, yang bisa dibanggakan. Hal ini bisa terwujud apabila segenap prajurit dapat menerapkan hakekat prajurit profesional yang merupakan rangkaian bersikap dan bertindak yang perlu diselaraskan menuju prajurit yang berkualitas. Upaya memaknai hakekat prajurit profesional dalam kehidupan sehari-hari akan terwujud bila kita secara konsisten mengembangkan hal-hal sebagai berikut : Pertama: Mengembangkan jati diri. Kita melihat jati diri dalam 2 (dua) aspek yaitu sebagai insan hamba Tuhan dan sebagai prajurit. Sebagai insan hamba Tuhan mari kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, karena sadar bahwa kita diciptakan dan terlahir hanya atas kehendaknya dan kitapun akan kembali kepadanya, sehingga kita sadar bahwa tidak ada sesuatu yang kekal di dunia ini. Selanjutnya sebagai insan prajurit kita adalah tentara pejuang, tentara rakyat, tentara nasional dan tentara profesional ”Tuntutan sebagai prajurit inipun mengharuskan kepada kita untuk melaksanakan tugas-tugas dengan sebaik-baiknya dan mensyaratkan kepada kita hidup dalam strata pangkat dan jabatan yang harus dijunjung tinggi, tentunya dalam batas mekanisme pembinaan satuan secara tertib dan terorganisir . kitapun harus sadar bahwa pembinaan satuan saat ini mengacu pada prinsip-prinsip Universal dan bukan pembinaan satuan ”Jaman Nagabonar”. Kedua: Ketaatan terhadap hukum dan peraturan terkait tugas. Hal ini sangat penting bagi kita agar segenap prajurit tidak pernah ragu-ragu dalam bertindak, sehingga bisa lebih menjamin tugas-tugas apapun yang kita hadapi dengan berpedoman pada rambu-rambu hukum dan peraturan yang ada, berarti kita telah berada pada jalur yang benar dalam menuju pencapaian tugas, hal yang pasti adalah mengurangi resiko terhadap timbulnya masalah sehingga akan lebih efektif dan profesional. Dalam istilah Militer ketaatan terhadap hukuman dan peraturan ini dinamakan ”Disiplin” dan inilah yang merupakan nafas kehidupn prajurit itu sendiri, sehingga prajurit yang tidak mentaati hukum dan peraturan yang ada merupakan tindakan Bunuh Diri. Ketiga: Loyalitas pada tugas. Loyalitas bagi prajurit sangat diperlukan dalam menjalankan tata kehidupan di satuan. Setiap prajurit memiliki andil dalam menjalankan tugas-tugas satuan, sehingga baik buruknya satuan sangat ditentukan oleh segenap prajurit di satuan. Wujud nyata dari loyalitas yang baik akan melahirkan kepatuhan dan ketaatan pada tugas atau Militansi yang kuat serta akan melahirkan kebersamaan, kebanggaan dalam bersikap dan bertindak. 

Keempat: Bertumpu pada kemampuan yang ada. Prajurit hendaklah bertindak dan bersikap realistis dalam menghadapi berbagai persoalan, termasuk berusaha semaksimal mungkin dalam mengembangkan kemampuan inovatif dan inprovisasi. Dengan demikian segala tindakan yang dilaksanakan di dasarkan pada realitas serta dapat di pertanggung jawabkan, bersikap jujur dan semaksimal mungkin menghindari sikap mengada-ada yang pada akhirnya akan merugikan diri sendiri. Kelima: Selalu berprasangka baik (Positif Thinking). Sebagai prajurit tentu sangat beragam permasalahan hidup yang kita alami, sehingga sangat rentan dengan berbagai persoalan yang bisa melahirkan penyakit sosial dan cenderung menyalahkan orang lain maupun lingkungan penugasan. Pikiran yang positif akan melahirkan tindakan yang positif dan tindakan yang positif akan melahirkan suatu kebiasaan yang baik. Karenanya kebiasaan yang baik diperoleh dari positif thinking atau tindakan yang selalu berprasangka baik. Keenam: Selalu mencintai lingkungan. Lingkungan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Saat ini kita berada di lingkungan satuan dimana kita bertugas dan membina keluarga, berarti kehidupan kita saat ini dan kedepan sangat tergantung dari Satuan yang membina kita saat ini, Karenanya mari kita berupaya untuk mengembangkan Tri Rasa lingkungan yaitu Rasa Memiliki, Rasa Mencintai dan Rasa Bertanggung Jawab. Demikian sekilas tentang harapan, interaksi dan komunikasi bagi segenap prajurit jajaran Menarmed 2, untuk dipedomani, dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan satuan dan di lingkungan masyarakat. Semoga sukses menjalankan tugas dan menjadi prajurit yang berkualitas.

Oktober 2008

Kolonel Arm M. Nakir ( Danmenarmed 2)


Buletin Staf 1 (September 2008)


MEDIA BINTAL, INTERAKSI & KOMUNIKASI JAJARAN MENARMED 2

Nomor : 1 / IX / 2008

PENGEMBANGAN PENERAPAN BINSAT             DI JAJARAN MENARMED 2 

Sebagai sebuah Organisasi/Institusi terhadap suatu Satuan, tentunya memiliki Visi dan Misi yang merupakan rangkaian pandangan dan kegiatan-kegiatan, yang harus diwujudkan dalam mendukung tugas. Jika kita Integrasikan sesungguhnya seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan akan bermuara pada suatu upaya yaitu pembinaan Satuan secara berdaya guna dan berhasil guna. Agar seluruh kegiatan Satuan yang merupakan bagian dari Binsat dapat berjalan dengan baik dan efektif serta mencapai tujuan, maka perlu dipedomani beberapa prinsip penerapannya dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Senantiasa berfokus pada tugas. Dalam melaksanakan suatu kegiatan agar tidak terjadi kekeliruan diperlukan adanya konsentrasi dan curahan perhatian dari subyek/pelaku kegiatan, demikian halnya dengan pelaksanaan kegiatan sebagai bagian dalam upaya Binsat. Dansat/Perwira haruslah dapat memfokuskan perhatiannya pada tugas yang dipercayakan kepadanya yang kemudian dapat dijabarkan dan di cari tehnik pelaksanaannya. 
2. Komitmen kepemimpinan. Seorang Dansat/Perwira adalah seorang pemimpin yang telah dibekali dengan berbagai ilmu/teori kepemimpinan sehingga dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pemimpin hendaknya tetap berpegang pada komitmen kepemimpinan yang ada (11 azaz kepemimipinan).
3. Melibatkan setiap prajurit. Salah satu obyek dalam pembinaan Satuan adalah prajurit di Satuan itu sendiri, oleh karena itu agar pelaksanaan pembinaan Satuan dapat berdaya guna dan berhasil guna perlu adanya partisipasi dan dukunganpenuh dari seluruh anggota Satuan, sehingga pelibatan setiap prajurit dalam pelaksanaan Binsat sangatlah mutlak. 
4. Menggunakan pendekatan proses. Perlu dipahami bahwa segala sesuatu/tujuan tidak dapat dengan mudah dicapai/diwujudkan atau datang dengan tiba-tiba, melainkan kesemuanya berjalan melalui suatu proses. Demikian halnya dengan suatu Satuan tidak bisa serta merta menjadi baik. Agar Satuan tersebut dapat mencapai tujuannya menjadi Satuan yang baik diperlukan adanya suatu proses/upaya yaitu Binsat yang dilaksankan secara konsisten dan tepat sasaran. 
5. Mengacu pada pendekatan sistem. Keseluruhan kegiatan yang terangkai dalam suatu proses juga memerlukan adanya wadah agar masing-masing bagian dapat bekerja sesuai tugas dan bagiannya, namun tetap terintegrasi dan terorganisir dengan baik, untuk itu diperlukan adanya suatu sistem yang praktis dan baku untuk menyatukan masing-masing bagian. Jika sistemnya baik niscaya jalannya kegiatan juga baik dan hasil yang akan diperoleh juga akan baik. 
6. Peningkatan citra terus menerus (Continual Improvement). Citra merupakan salah satua hal yang sangat penting bagi sebuah Instistusi/Satuan mustahil suatu Satuan dikatakan baik jika citra Satuan itu kurang baik sehingga perlu terus dibangun citra Satuan agar menjadi baik. Sebenarnya pencitraan Satuan itu sendiri merupakan akumulasi dari keseluruhan faktir dan komponen yang ada di Satuan tersebut, dapat dikatakan pula jika citranya baik maka baik jugalah Satuan tersebut, demikian pula sebaliknya. Karenanya peningkatan citra harus terus dibangun dan tetap dijaga agar tidak ternoda oleh tindakan yang tidak terpuji. 7. Pendekatan fakta untuk pengambilan keputusan. Didalam melaksanakan kewenangannya sebagai pemimpin maka seorang Dansat/Perwira hendaknya senantiasa mendasarkan kepada fakta/kenyataan yang ada dalam menentukan setiap keputusan/kebijaksanaan, sehingga langkah/tindakan tetap rasional dan realistis serta dapat dipertanggung jawabkan. 

8. Hubungan yang baik sesama prajurit, aparat dan masyarakat. Untuk dapat menjalankan segala kegiatan Satuan agar terasa lebih mudah dan ringan maka diperlukan adanya kekompakan dan kebersamaan terutama antara sesama prajurit sehingga hubungan yang baik sangat perlu untuk dipupuk, demikian pula halnya hubungan dengan sesama aparat dan masyarakat setempat, sehingga dapat dijadikan pendukung dalam pelaksanaan tugas Satuan. Dari keseluruhan prinsip penerapan Binsat yang telah diuraikan tersebut diatas apabila dipedomani dan diaplikasikan maka niscaya akan tercipta suatu Satuan yang baik melalui suatu proses Binsat dalam suatu sistem yang tertata dan didukung oleh segenap komponen yang dilaksanakan dengan kompak dan penuh semangat kebersamaan. Demikian Media Bintal, Interaksi dan Komunikasi ini disampaikan untuk dipahami, dipedomani dan dilaksanakan oleh segenap prajurit Menarmed 2

September 2008

Kolonel Arm M. Nakir (Danmenarmed 2)